NU Jadikan Indonesia Kiblat Islam Damai

Jombang, NU Online
Perjalanan bangsa Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan, bahkan hingga kini tidak pernah lepas dari kiprah Nahdlatul Ulama (NU). Dengan pandangan Islam yang khas, tidak sedikit yang ingin belajar kepada Indonesia tentang Islam. Karenanya, tidak salah kalau saat ini Islam Indonesia yang sangat damai menjadi kiblat dunia, bukan lagi negara muslim di Timur Tengah.

Demikian ditegaskan oleh H. Abdul Halim Iskandar, Ketua DPRD Jawa Timur, Senin, (5/1) dalam kegiatan pendalaman Aswaja NU untuk para guru di Masjid Ar-Ribat Jogoroto, Jombang yang merupakan rangkaian kegiatan Haul Ke-5 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang diselenggarakan PC LP Ma’arif NU Jombang.

Gus Halim, sapaan akrabnya menandaskan, bahwa Islam Aswaja ala NU telah menyelamatkan Indonesia dari berbagai konflik dan perpecahan. Mengapa hal ini bisa terjadi tanyanya, setidaknya ada sejumlah hal yang menjadikan kondisi ini bisa sesuai harapan.Lanjutkan membaca “NU Jadikan Indonesia Kiblat Islam Damai”

Terkait Pilpres 2014, NU Tegaskan Posisinya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014, ormas Nahdlatul Ulama (NU) kembali diseret-seret dalam proses tersebut.

Namun, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan, NU sebagai organisasi tidak layak diperalat untuk menjadi sekadar tim sukses.

“Yang didukung NU bukan sekadar kandidat, melainkan proses penyelenggaran pemilihan yang jujur, adil, dan bermartabat,” ujarnya dalam rilis yang diterima ROL, Ahad (1/6).Lanjutkan membaca “Terkait Pilpres 2014, NU Tegaskan Posisinya”

NU dalam Pusaran Judi Politik

NAHDLATUL Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, dan bahkan dunia, kembali menjadi primadona dalam tiap hajatan pemilu.

Semua calon, baik legislatif yang lalu, maupun eksekutif yang akan datang, memperebutkan suaranya kendati sadar bahwa warga nahdliyin sebenarnya tidak dalam satu gerbong partai tertentu. Apalagi NU bukanlah organisasi politik sebagaimana diktum untuk kembali ke Khitah 1926. Itulah sebabnya pasangan capres-cawapres dua kubu (Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK) menjelang pilpres 9 Juli mendatang mulai mendekati simbolsimbol NU.Lanjutkan membaca “NU dalam Pusaran Judi Politik”

Pelepasan Calon Jamaah Haji Purbalingga

PURBALINGGA, SATELITPOST- Jemaah haji asal Kabupaten Purbalingga dilepas keberangkatannya oleh Wakil Bupati Purbalingga, Sukento Ridho M, Selasa (10/9) pagi. Dalam acara itu wbup meminta kepada calon jemaah haji untuk mendoakan Kota Purbalingga.

Menurut dia, di Kabupaten Purbalingga masih banyak orang yang hidup dalam kemiskinan. Tiap harinya mereka tidak dapat makan tiga kali. Bahkan rumahnyapun sangat jauh dari standar rumah sehat dan menyedihkan. Wabup atas nama Pemkab Purbalingga menyatakan, rasa bahagia dan bersyukur, serta berharap calon Jemaah haji dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji.Lanjutkan membaca “Pelepasan Calon Jamaah Haji Purbalingga”

Penjelasan tentang Nabi meninggalkan Qunut

qunut-nazilahDari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bila bangun dari ruku’-nya pada shalat shubuh di rakaat kedua, beliau mengangkat kedua tanggannya dan berdoa: Allahummahdini fii man hadait…dan seterusnya.” (HR Al-Hakim dan dishahihkan)

Dari Ibnu Abbas ra. berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajari kami doa untuk dibaca dalam qunut pada shalat shubuh. (HR Al-Baihaqi)

Dengan adanya beberapa hadits ini, maka para ulama salaf seperti Imam Asy-Syafi’i, Al-Qasim, Zaid bin Ali dan lainnya mengatakan bahwa melakukan doa qunut pada shalat shubuh adalah sunnah.Lanjutkan membaca “Penjelasan tentang Nabi meninggalkan Qunut”

Waspada jidat hitam seperti khawarij

Sumber: https://www.facebook.com/ZonJonggol/posts/10151869908059846
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut.

Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)

Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).Lanjutkan membaca “Waspada jidat hitam seperti khawarij”

Bukti scan kitab Fatwa sesat Albany wahaby : Onani tidak membatalkan puasa

Kenapa saya keluar dari salafy / salafi/sunni palsu /wahaby/wahabi/darul hadits / DHIYA’US SUNNAH / wahdah islamiyah/al-Nidaa'/LBI Al atsary/ Al-irsyad/ AL QAIDA/LDII/PERSIS/NII DAN SEMUA VARIAN WAHHABY ?

tamamul-minnah-albany

Masalah:
Apakah keluarnya mani baik disebabkan karena mencium isteri, atau memeluknya, atau onani dapat membatalkan puasa dan harus mengqadha’nya?

Pendapat Syaikh al-Albani :
Tidak ada dalil yang menunjukkan, bahwa hal tersebut dapat membatalkan puasa. Adapun menyamakannya dengan menggauli isteri adalah pendapat yang kurang jelas. Oleh sebab itulah ash-Shan’ani mengatakan: ‘Yang nampak jelas adalah tidak mengqadha’nya dan tidak ada kafarah (denda) baginya, kecuali karena jimaa’. Adapun menyamakan dengan hukum menggauli isteri adalah pendapat yang jauh dari kebenaran. Asy-Syaukani cenderung kepada pendapat ini. Ini merupakan pendapat Ibnu Hazm. Lihat ‘al-Muhalla’ (VI/175-177)
Di antara bukti, bahwa menganalogikan istimna’ dengan jimaa’ adalah analogi yang bermuatan beda, sebagian orang berpendapat begini, dalam masalah batalnya puasa mereka berpendapat tidak sama dengan masalah kafarat. Mereka mengatakan: Karena jima’ adalah lebih berat, dan hukum asal menetapkan tidak ada  kafarat. Lihat al-Muhadzdzab dan Syarahnya oleh an-Nawawi (VI/328)
Demikian pula kami mengatakan, bahwa hukum asal menetapkan tidak batal puasanya, dan…

Lihat pos aslinya 274 kata lagi

Bukti pengkafiran wahaby : menyesatkan aqidah imam Nawawi dan aqidah mayoritas islam sunni

Kenapa saya keluar dari salafy / salafi/sunni palsu /wahaby/wahabi/darul hadits / DHIYA’US SUNNAH / wahdah islamiyah/al-Nidaa'/LBI Al atsary/ Al-irsyad/ AL QAIDA/LDII/PERSIS/NII DAN SEMUA VARIAN WAHHABY ?

KEJAHATAN SANG USTADZ
=================
Dalam buku terjemahan Syarah Riyadhus Sholihin yang dicetak oleh percetakan Pustaka Imam Syafi’i (Penerbit buku Wahabi Indonesia), mereka juga menuduh pengarang asal yaitu Imam an-Nawawi tidak mendalami bab aqidah, dan kemudian mengkafirkan beliau dengan menggunakan hujjah dari Syaikh ibnu Taimiyyah.

Baca selengkapnya disini http://m.suaraaswaja.com/inilah-kejahatan-ustadz-salafi-indonesia.htmriyadushalin tahqiqwahaby

Lihat pos aslinya

Definisi Salafiyah dan Perkembangannya dalam Sejarah Kontemporer

imagesDengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Sayyidina Rasulillah beserta segenap keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya. Amma ba’du.

Kata salafiyyah menurut bahasa memiliki makna nisbi, hingga memungkinkan untuk menunjuk semua penggalan waktu yang datang silih berganti. Setiap zaman adalah salaf bagi zaman yang datang setelahnya, dan khalaf bagi zaman yang datang sebelumnya.

Dalam Peradaban Islam, kata ini mendapatkan makna istilahi yang permanen, yaitu menunjuk pada tiga abad (generasi) pertama dalam usia umat Islam. Makna istilahi ini disimpulkan dari penjelasan hadis Rasulullah saw, yaitu:Lanjutkan membaca “Definisi Salafiyah dan Perkembangannya dalam Sejarah Kontemporer”

Manifestasi Nilai-nilai Aswaja dalam Ibadah Puasa

oleh: Prof. Dr. H M Ishom Yusqi, MA (Wakil Sekretaris Jenderal PP ISNU)

toleransiDi bulan suci Ramadhan seringkali kita mendengarkan kajian-kajian hikmah seputar ibadah puasa. Biasanya ibadah puasa dianalisis secara deduktif dari al-Qur’an maupun al-Hadis, sehingga memunculkan dan melahirkan beberapa aspek hukum yang terkait dengan puasa.

Namun tidak jarang juga para penceramah meninjau ibadah puasa dalam berbagai perspektif dan dianalisis secara induktif dari korelasi dan signifikansi puasa dengan kehidupan sehari-hari umat Islam saat menjalankannya. Misalnya,  ada yang mengkaji aspek-aspek kesehatan yang ditimbulkan dalam ibadah puasa. Ada juga para ustadz yang menyampaikan hikmah-hikmah puasa dalam sudut pandang spiritualitas, sosialitas, kesehatan jiwa umat manusia dan lain sebagainya.Lanjutkan membaca “Manifestasi Nilai-nilai Aswaja dalam Ibadah Puasa”